Jumat, 10 Juni 2016

Pengertian Teori Komunikasi Antarpersonal, Latar Belakang Teori Antarpersonal, Pencetus Teori Antarpersonal, Asumsi Teori Antarpersonal, Cabang Teori Komunikasi Antarpersonal

2.2 Teori Komunikasi Antarpersonal

2.2.1 Definisi Teori Komunikasi Antarpersonal

Komunikasi antarpribadi yang dimaksud disini ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979). Menurut sifatnya komunikasi antarpribadi dapat dibedakan dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication).
Komunikasi Diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana antara anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi antarpribadi karena; Pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua pesan bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit didefinisikan. Dalam situasi seperti ini, semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Oleh karena itu pengaruhnya bisa bermacam-macam, misalnya si A bisa terpengaruh dari si B, dan si C bisa mempengaruhi si B. Proses komunikasi seperti ini biasanya banyak ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.
Tidak ada batas yang menentukan secara tegas berapa besar jumlah suatu anggota kelompok kecil. Biasanya antara 2-3 orang, bahkan ada yang mengembangkan sampai 20-30 orang, tetapi tidak lebih dari 50 orang.
Komunikasi antarpersonal adalah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Maksud dari Proses ini, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus
Menurut Joseph A. Devito, komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi antarpersonal dinilai paling baik dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah karena komunikasi antarpersonal dilakukan secara tatap muka dimana antara komunikator dan komunikan saling terjadi kontak pribadi; pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan, sehingga aka nada umpan balik yang seketika (perkataan, ekspresi wajah, ataupun gesture). Komunikasi inilah yang dianggap sebagai suatu teknik psikologis manusiawi.

2.2.2 Asumsi Teori Komunikasi Antarpersonal

Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan maka ia akan merasa bahwa komunikasinya telah berhasil.
Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita secara tidak langsung membuat prediksi tentang efek dan prilaku komunikasinya. Menurut Miller ada tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu: tingkat kultural, tingkat sosiologis, dan tingkat psikologis.
Berbicara mengenai efektivitas komunikasi antarpersonal, Mc. Crosky, Larson dan Knapp menyatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan accuracy yang paling tinggi derajatnya dalam setiap situasi.
Untuk kesamaan dan ketidak samaan dalam derajat pasangan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi, Everett M. Rogers mengetengahkan istilah homophily dan heterophily yang dapat menjelaskan hubungan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi antar personal. Homophily adalah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya (attribute). Heterophily adalahh derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada dalam sifat-sifat tertentu. Dalam situasi bebas memilih, dimana komunikator dapat berinteraksi dengan salah seorang dari sejumlah komunikan.
Menurut para psikolog seperti Fordon W. Allport, Erich Fromm, Martin Buber, Carl Rogers dan Arnold P. Goldstein, menyatakan bahwa hubungan antar personal yang baik akan membuat, antara lain :
Makin terbukanya seorang pasien mengungkapkan perasaannya,
Makin cenderung ia meneliti perasaanya secara mendalam beserta penolongnya,
Makin cendereng ia mendengar denagn penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.
Menurut Litteljohn (1999) menyatakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan antar individu.
Menurut Agus M. Hardjana (2003:85) komunikasi interpersonal adalah sebuah interaksi tatap muka anatar dua orang atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi pesan secara langsung pula. Pendapat senada juga dikemukakan oleh : Deddy Mulyana (2008:81) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar dua orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.
Menurut Trenholm dan jensen (1995:26) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antar dua orang secara langsung secara tatap muka (komunikasi diadik).
Dalam komunikasi antarpersonal kita mencoba untuk menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita sendiri, diri orang lain, dan hubungan yang terjadi. Kesemuanya terjadi melalui suatu proses piker yang melibatkan penarikan kesimpulan. Masing-masing individu secara simultan akan menggunakan tiga tataran yang berbeda, yaitu persepsi, metapersepsi dan metametapersepsi. Ketiganya akan saling mempengaruhi sepanjang proses komunikasi.
Menurut Judy C. Pearson, menyebutkan ada enam karakteristik komunikasi antarpersonal, antaralain:
Komunikasi antarpersonal dimulai dengan diri pribadi (self)
Komunikasi antarpersonal bersifat transaksional
Komunikasi antarpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.
Komunikasi antarpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi
Komunikasi antarpersonal melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi
Komunikasi antarpersonal tidak dapat diubah maupun diulang
Teori-teori antarpersonal menjelaskan prosesinteraksi antara dua orang (dyad) yang dilakukan tatap muka atau melalui media. Unit analisi dari komunikasi antarpersonal adalah dyad dan relasi itu sendiri. Ada empat perspektif khusu dari studi komunikasi antarpersonal, yaitu:
Perspektif relasional (kualitatif) yang menguraikan komunikasi melalui peranan pengirim dan penerima yang berbagi dan menciptakan makna pesan secara simultan.
Perspektif situasional (kontekstual), yang menguraikan komunikasi yang terjadi antara dua orang dalam konteks tertentu.
Perspektif kuantitatif, yang menguraikan komunikasi sebagai interaksi dyadic, termasuk komunikasi impersonal.
Pespektif strategis, yang menguraikan komunikasi untuk mencapai tujuan antarpersonal tertentu.
Ada beberapa sifat komunikasi interpersonal, diantaranya adalah :
Komunikasi itu bersifat spontan dan informal
Saling menerima umpan balik (feedback) secara maksimal
Partisipan berperan fleksibel

2.2.3 Teori-teori Komunikasi Antarpersonal; Pencetus Teori dan Latar
   Belakang Teori.

2.2.3.1 Teori Kebutuhan Hubungan Interpersonal

Gregory Bateson adalah seorang Antropolog, dia pendiri garis teori ini yang selanjutnya dikenal dengan komunikasi relasional. Kerjanya mengarah pada pengembangan dua proposisi mendasar pada mana kebanyakan teori relasional masih bersandar. Pertama yaitu sifat mendua dari pesan: setiap pertukaran interpersonal membawa dua pesan, pesan “report” dan pesan “command”. Report message mengandung substansi atau isi komunikasi, sedangkan command message membuat pernyataan mengenai hubungan. Dua elemen ini selanjutnya dikenal sebagai “isi pesan” dan “pesan hubungan”, atau “komunikasi” dan “metakomunikasi”.
Pesan report menetapkan mengenai apa yang dikatakan, dan pesan command menunjukkan hubungan diantara komunikator. Isi pesan sederhana seperti “I love you” dapat dibawakan dalam berbagai cara, dimana masing-masing mengatakan sesuatu secara berbeda mengenai hubungan. Frasa ini dapat dikatakan dalam cara yang bersifat dominasi, submissive, pleading (memohon), meragukan, atau mempercayakan. Isi pesannya sama, tetapi pesan hubungan dapat berbeda pada tiap kasus.
Proposisi kedua Bateson yaitu bahwa hubungan dapat dikarakterisasi dengan komplementer atau simetris. Dalam hubungan yang komplementer, sebuah bentuk perilaku diikuti oleh lawannya. Contoh, perilaku dominan seorang partisipan memperoleh perilaku submissive dari partisipan lain. Dalam symmetry, tindakan seseorang diikuti oleh jenis yang sama. Dominasi ketemu dengan sifat dominan, atau submissif ketemu dengan submissif.
Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur dalam sistem. Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Sistem yang mengandung serangkaian pesan submissif akan sangat berbeda dengan yang mengandung rangkaian pesan yang besifat dominasi. Dan struktur pesan yang mencampur keduanya adalah berbeda pula.
Meski Bateson seorang pakar antropologi, gagasannya dengan cepat dibawa kedalam psikiatri dan diterapkan pada hubungan patologis. Beberapa peneliti komunikasi memanfaatkan kerja Bateson dan kelompoknya. Aubrey Fisher, salah satu yang dikenal baik dari kelompok ini, sebagai pemimpin teoritisi sistem. Dalam buku Perspectives on Human Communication dia menerapkan konsep sistem kedalam komunikasi.
Analisa Fisher dimulai dengan perilaku seperti komentar verbal dan tindakan nonverbal sebagai unit terkecil analisa dalam sistem komunikasi. Perilaku yang dapat diamati ini dapat dilihat atau didengar dan merupakan satu-satunya ekspresi pemikiran bagi keterhubungan individu dalam sistem komunikasi. Dari sudut pandang sistem, perilaku itu sendiri adalah apa yang dihitung, dan struktur hubungan terdiri atas pola perilaku yang tersusun ini. Dengan kata lain, hubungan kita dengan orang lain ditentukan oleh bagaimana kedua kita bertindak dan apa yang kita katakan.
Pola komunikasi dibentuk oleh sekuen tindakan. Ketika kita berkomunikasi kita bertindak dan bereaksi dalam sekuen, jadi interaksi adalah arus pesan. Fisher percaya bahwa arus bicara dengan dirinya sendiri mengatakan sedikit mengenai komunikasi, sehingga harus dipecah kedalam unit-unit yang mengandung tindakan dan respon. Fisher mengembangkan metode untuk mengetahui semua pola percakapan, yang terdiri atas pesan-pesan penyandian, sehingga pola respon dapat ditetapkan.
Unit yang paling dasar dari komunikasi dipakai Fisher adalah interact, atau rangkaian dua pesan yang bersambungan diantara dua orang.
Contohnya yaitu pertanyaan dari orang pertama diikuti oleh jawaban dari orang kedua. Pertanyaan yang diikuti oleh jawaban akan berbeda dari permintaan yang diikuti persetujuan. Permintan yang diikuti oleh penawaran adalah berbeda dari suggestion atau saran yang diikuti oleh keberatan. Interaksi dikombinasikan kedalam unit yang lebih besar disebut double interact (tiga tindakan), dan selanjutnya dikombinasi lagi kedalam triple interact (empat tindakan).
Struktur dari keseluruhan interaksi merupakan rangkaian interaksi yang makin lama makin membesar. Kebanyakan kerja Fisher melibatkan pembuatan keputusan dalam kelompok kecil. Dalam risetnya dia menyandi apa yang orang katakan dalam diskusi kelompok dan menganalisa interaksi ini dalam cara yang seluruh pola, atau struktur dari diskusi dapat digambarkan. Fisher menunjukkan bagaimana interaksi berkombinasi dengan bentuk fase pemuatan keputusan kelompok.
Diantara periset yang terkenal dalam komunikasi relasional adalah Edna Rogers dan Frank Millar. Kerja Millar dan Rogers merupakan aplikasi langsung dari gagasa Bateson dan konsisten dengan teori Fisher. Secara khusus, mereka bertanggung jawab bagi pengembangan metode riset mengenai pengkode-an dan pengelompokan pola relasional. Seperti Fisher, Millar dan Rogers mengamati percakapan dan kode tindakan komunikasi dalam suatu cara yang membiarkan mereka menemukan pola yang diciptakan melalui interaksi. Dari risetnya mereka mengembangkan teori yang menunjukkan bagaimana hubungan mengandung struktur kontrol, kepercayaan, dan keakraban.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori adalah satu bagian dalam lapangan komunikasi yang dikenal sebagai relational communication sangat dipengaruhi oleh teori sistem. Inti dari kerja ini adalah asumsi bahwa fungsi komunikasi interpersonal untuk membuat, membina, dan mengubah hubungan dan bahwa hubungan pada gilirannya akan mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal.
Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan. Dlaam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah sistem, tetapi ketika berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, pola yang dihasilkan memberi bentuk pada keluarga. Gagasan sistem yang penting ini secara luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata uang; saling menentukan satu sama lain.

2.2.3.2 Teori Analisis Transaksional (Transactional Analysis Theory)

Menurut International Association Transaksional Analisis, Analisis Transaksional adalah teori kepribadian dan psikoterapi sistematis untuk pertumbuhan pribadi dan perubahan pribadi.
Sebagai teori kepribadian, TA menggambarkan bagaimana orang-orang yang terstruktur psikologis. Ia menggunakan apa yang mungkin modelnya yang paling terkenal, ego-negara (Parent-Adult-Anak) model untuk melakukan hal ini (kita akan membahas tiga negara ego kemudian dalam makalah ini). Model yang sama membantu menjelaskan bagaimana orang fungsi dan mengekspresikan kepribadian mereka dalam perilaku mereka.
Ini adalah teori komunikasi yang dapat diperluas untuk analisis sistem dan organisasi.
Ia menawarkan teori untuk perkembangan anak, dengan menjelaskan bagaimana kita dewasa pola hidup berasal dari masa kanak-kanak. Penjelasan ini didasarkan pada gagasan tentang “Hidup Script”: asumsi bahwa kami terus strategi masa kanak-kanak kembali bermain, bahkan ketika hasil ini dalam sakit atau kekalahan.
Dalam aplikasi praktis, dapat digunakan dalam diagnosis dan perawatan berbagai jenis gangguan psikologis, dan menyediakan sebuah metode terapi untuk perorangan, pasangan, keluarga dan kelompok.
Luar bidang terapi, telah digunakan dalam pendidikan, untuk membantu guru tetap komunikasi yang jelas pada tingkat yang tepat, dalam konseling dan konsultasi, dalam pelatihan manajemen dan komunikasi, dan oleh badan-badan lain.
Teori analisis transaksional memandang hubungan sebagai sebuah system. Setiap system memiliki sifat-sifat structural, integrative, dan medan. Semua system terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan.
Teori ini dikemukakan oleh seorang psikiater jenius Amerika bernama Eric Berne yang lahir di Montreal Kanada 10 Mei 1910. Kemunculan teori ini tidak dapat dilepaskan dari perasaan dari perasaan kecewa Berne terhadap praktek psikiatri yang menurutnya menuntut biaya terlalu mahal tetapi hasil yang dapat diperdebatkan serta sukar dimengerti. Atas dasar inilah, Berne terdorong untuk mengahsilkan teori dan metode psikiatri yang betul-betul dapat mengak misteri dibalik perilaku manusia yaitu pada otak yang merupakan suatu system.
Haree dan Lamb (1996) mendefinisikan teori analisis transaksional sebagai sesuatu teori kepribadian dan tingkah laku social yang dipakai sebagai wahana untuk psikioterapi dan perubahan social yang lebih umum. Konsep kepribadian dan prilaku social dalam teori ini dipandang sebagai satu kesatuan dimana struktur kepribadian seseorang diyakini akan mempengaruhi cara yang bersangkutan berinteraksi secara social. Komunikasi atau tindakan membina hubungan dengan orang lain merupakan wujud interaksi social. Karena alasan ini kemudian analisis transaksional menempatkan tindakan komunikasi antar manusia sebagai bagian yang tak terlepaskan.
Menurut Teori Analisis transaksional, ketika dua lebih orang bertemu, cepat atau lambat; salah satu dari mereka akan menyapa atau memberikan indikasi lainnya atas kehadiran orang lain. Hal ini disebut “ Stimulus Transaksional”. Orang lain tersebut kemudian akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan stimulus yang diterima. Respon yang diberikan orang lain tersebut dinamai “Tanggapan Transaksional”. Orang yang menyampaikan stimulus disebut “agen” dan orang yang merespon disebut “Responden”.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Berne mengajukan beberapa asumsi dasar yang melandasi teorinya, yaitu:
Manusia pada dasarnya dalam keadaan “oke”. Ini lebih merupakan pernyataan kualitas atau potensial ketimbang keadaan actual. Masing-masing manusia selalu berniali, berguna dan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu sehingga layak diperlakukan secara patut.
Semua orang memiliki kapasitas untuk berfikir
Manusia memutuskan sendiri jalan hidup mereka sendiri dengan membuat keputusan pada naskah awal kehidupan mereka, dan keputusan itu dapat diubah.
Tujuan teori analisis transaksional adalah menghasilkan hubungan atau komunikasi yang efektif dan memuaskan kedua belah pihak. Menurut teori ini titik tolak untuk memahami perilaku komunikasi manusia adalah dengan memahami sumber yang mendorong perilaku tersebut yakni Egostate.

2.2.3.3 Uncertainty Reduction Theory (Teori Pengurangan Ketidakpastian)

Tujuan penyusunan teori pengurangan ketidakpastian  ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian di antara orang asing yang terlibat dalam pembicaraan satu sama lain untuk pertama kali. Saat pertama kali bertemu, orang bertindak sebagai peneliti yang naïf, yang termotivasi untuk memprediksi maupun untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam perjumpaan – perjumpaan awal.
Teori ini menyebutkan bahwa ada dua tipe ketidakpastian dari perjumpaan awal, yaitu :
Ketidakpastian Kognitif (Cognitive uncertainty) merupakan tingkatan ketidakpastian yang diasosiasikan dengan keyakinan dan sikap.
Ketidakpastian Perilaku (Behavioral uncertainty), dilain pihak berkenaan dengan luasnya perilaku yang dapat diprediksikan dalam situasi yang diberikan.
Asumsi Teori Pengurangan Ketidakpastian
Teori ini meliputi tujuh (7) asumsi :
Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal. Karena terdapat harapan yang berbeda – beda mengenai kejadian interpersonal , maka orang akan merasa tidak pasti atau bahkan cemas untuk bertemu dengan orang lain.
Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif. Berada dalam ketidakpastian membutuhkan energy emosional dan psikologis yang banyak. Orang-orang yang dalam kerja barunya mengalami stress dengan sekitarnya.
Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan prediktabilitas.Meningkatkan prediktabilitas dengan mencari informasi yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan.
Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan – tahapan. Fase awal (awal interaksi di anntara orang asing) Fase personal (tahapan ketika orng mulai berkomunikasi dengan lebih spontan dan membuka banyak informasi personal) Fase Akhir (memutuskan apakah hubungan tersebut akan diteruskan atau dihentikan).
Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian. Komunikasi interpesornal mensyartakan beberapa kondisi, yaitu kemampuan untuk mendengar, tanda respon non-verbal, dan bahasa yang sama. Tantangan seperti ini mempengaruhi proses pengurangan ketidakpastian dan pengembangan hubungan.
Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang berubah seiring berjalannya waktu. Komunikasi interpersonal adalah perkembangan, yang diawali oleh interaksi awal sebagai elemen kunci keberhasilannya.
Sangat mungkin menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti hukum. Perilaku manusia diatur oleh prinsip – prinsip umum yang berfungsi dengan cara seperti hukum.
Aksioma Uncertainty Reduction Theory (Teori Pengurangan Ketidakpastian)
Uncertanty Reduction Theory mengemukakan adanya tujuh aksioma (kebenaran yang ditarik dari penelitian sebelumnya dan akal sehat) :
Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada permulaan fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal akan meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negative antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.
Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negative.
Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan menungkatnya perilaku pencarian infromasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukan hubungan yang positif antara dua konsep tersebut.
Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi. Aksioma ni memeprlihatkan hubungan yang negative antara ketidakpastian dan tingkat keintiman.
Ketidkapastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkay resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang positif terjadi disini.
Kemiripan di antara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menyakan sebuah hubungan yang negative.
Peningkatan ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan; penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Ini merupakan hubungan negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar